Halo, Socconians!
Pemahaman masyarakat umum tentang disleksia sepertinya masih banyak yang keliru. Banyak mitos tidak benar yang masih beredar luas di masyarakat. Mulai dari anggapan tentang IQ yang rendah, orang yang malas, hingga cara membaca yang terbalik. Nah, untuk kamu yang masih penasaran, kali ini Social Connect akan membahas lima fakta menarik tentang disleksia.
Disleksia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “dys” yang berarti kesulitan dan “leksia” yang berarti kata-kata. Dengan demikian, disleksia adalah kesulitan dalam mengolah kata-kata. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), disleksia adalah kesulitan membaca, mengeja, dan menulis. Kondisi tersebut berakibat pada kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat dan akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkodekan simbol.
Di luar dari kondisi tersebut, sepertinya masih banyak orang yang salah mengerti dengan disleksia. Orang dengan disleksia memang memiliki kesulitan dalam mengeja, membaca, dan menulis. Namun, bukan tandanya semua hal yang berkaitan dengan disleksia merupakan kekurangan atau hambatan. Untuk menjawab kesalahpahaman tersebut, berikut lima fakta menarik tentang disleksia.
Disleksia pertama tahun 1896 di Inggris
Catatan tentang disleksia pertama kali terjadi pada 1896 di daerah Sussex, Inggris. Hal ini terjadi pada seorang anak berusia 14 tahun bernama Percy F dan ditangani oleh Dr. W. Pringle Morgan. Ia termasuk anak yang aktif, suka bermain, dan termasuk unggul dibanding anak lain seusianya di bidang olahraga. Namun, satu satunya hambatan terbesar yang dialami, yaitu ketidakmampuannya belajar membaca.
Memiliki otak yang lebih besar
Orang yang memiliki disleksia punya otak yang sebenarnya lebih besar dan biasanya jauh lebih kreatif daripada otak rata-rata. Mereka juga memiliki pemahaman yang sangat baik tentang cerita yang dibacakan kepada mereka. Selain itu, mereka juga unggul dalam menggunakan otak kanannya sehingga memiliki keterampilan berpikir yang sangat baik dalam bidang konseptualisasi, imajinasi, dan abstraksi.
Disleksia diwariskan, bukan ditularkan
Seorang anak memiliki kemungkinan 50% mengalami disleksia jika terlahir dari satu orang tua yang memiliki disleksia. Namun, peluangnya akan menjadi 100% jika kedua orangtuanya memiliki disleksia. Maka dari itu, jika sebuah keluarga dengan salah satu orang tuanya memiliki disleksia punya dua orang anak, satu anaknya mungkin terlahir dengan disleksia sementara anak yang lainnya tidak.
Tidak membaca dengan terbalik
Disleksia tidak melihat atau membaca secara terbalik karena disleksia bukan masalah pada mata. Menurut sebuah organisasi yang fokus pada masalah belajar anak, tidak semua anak disleksia membaca dan menulis dari belakang. Jadi, itu bukan satu-satunya tanda pasti seorang anak mengalami disleksia. Faktanya, anak normal pun sering salah melihat huruf, seperti huruf “b” dan “d” atau “p” dan “q” yang sekilas memang terlihat mirip.
Bukan penyakit & tidak ada obatnya
Disleksia bukan penyakit sehingga tidak ada obatnya. Ini adalah ketidakmampuan belajar yang mencakup kesulitan dalam pemrosesan kode linguistik/simbolik dan huruf alfabet yang mewakili ucapan atau angka serta jumlah. Disleksia juga bukanlah akibat dari kerusakan neurologis, tetapi merupakan hasil dari perkembangan neurologis.
Bagaimana menurutmu, Socconians? Semoga fakta-fakta menarik di atas bisa menambah pengetahuan dan pemahaman kamu tentang disleksia sehingga kamu dapat lebih mengenal dan mengerti tentang teman atau kenalan yang memiliki disleksia. Selalu jaga serta sadari kesehatan mental kamu dan orang-orang di sekeliling, ya, Socconians!
Tim Penulis
Jefri Pranata, Adithya Asprilla, dan Sepriandi.
Tim Editor
Shinta Setyaningrum, Finda Rhosyana, dan Muhammad Azimi.
Review Medis
Mozes Touw, M.Psi, Psikolog
Sumber Tulisan
Angela (2011). “50 Interesting Facts About Dyslexia”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs athome.readinghorizons.com
Candra, Asep. (2010). “Apa Itu Disleksia?”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs health.kompas.com
Matheson, Gemma (n.d). “5 Interesting Facts About Dyslexia”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs blog.ai-media.tv
Tim Penulis childmind (n.d). “12 Quick Facts on Dyslexia”. Diakses pada tanggal 24 Januari 2020 dari situs childmind.org
Tim Penulis Do Something (n.d). “11 Facts About Dyslexia”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs dosomething.org
Tim Penulis dyslexia (n.d). “Dyslexia Facts”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs dyslexia.com.au
Tim Penulis dyslexiahelp (n.d). “Debunking the Myths about Dyslexia”. Diakses pada tanggal 24 Januari 2020 dari situs dyslexiahelp.umich.edu
Tim Penulis The Dyslexia Resource (n.d). “Statistics and Facts About Dislexia”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs dyslexiaresource.org
Tim Penulis tonsoffacts (2018). “26 Interesting And Important Facts About Dyslexia”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs tonsoffacts.com
Warrantyasri, Tiffany. (2019). “12 Mitos Seputar Disleksia pada Anak”. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020 dari situs motherandbaby.co.id
Comments