“Apnea tidur adalah istilah yang jarang didengar, bukan? Yuk, kenali apakah dengkuran saat tidur adalah bukti bahwa kamu pengidap apnea tidur?”
Hi, Socconians!
Apakah sebelumnya kamu pernah mengenal istilah apnea tidur? Tentu, kamu pernah dong mendengar seseorang mendengkur ketika mereka tertidur. Nah, itu bukan apnea tidur, ya. Namun, apnea tidur sangat dekat hubungannya dengan dengkuran yang dikeluarkan seseorang ketika tidur. Apnea tidur adalah gangguan tidur yang ditandai oleh jeda dalam bernafas selama tidur dan berlangsung cukup lama bahkan berulang kali saat seseorang tertidur. Lalu, apa hubungannya dengan dengkuran saat tidur? Pasti pertanyaan itu muncul, ya, Socconians. Kondisi jeda bernafas sama hal nya dengan terganggunya aliran pernafasan (tersumbat) sehingga udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi sedikit. Selama proses ini, seseorang akan membuat suara dengkuran keras atau tercekik saat bernafas.
Tidak semua orang yang berdengkur saat tidur mengalami apnea tidur, ya, Socconians walaupun pada umumnya memang iya. Begitu pula sebaliknya, tidak semua apnea tidur diikuti dengan dengkuran saat tidur. Sebenarnya, ada faktor lain selain apnea tidur yang menyebabkan orang-orang mendengkur, seperti obat tidur, gangguan sistem saraf pusat, dan masalah pernafasan lainnya. Jika kamu atau orang terdekat, seperti keluarga, orang yang dicintai, atau sahabat dekat mengalami dengkuran saat tidur, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa itu apnea tidur atau lainnya. Socconians harus memastikannya dengan pergi ke dokter terlebih dahulu untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, termasuk mengecek jenis obat yang sebelumnya pernah dikonsumsi dan berdampak pada tubuh.
Lalu, apakah apnea tidur berbahaya? Awalnya memang tidak. Namun, akan menimbulkan bahaya tidak langsung dalam jangka waktu yang lama. Apnea tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, kanker, bahkan kematian. Sayangnya, Apnea tidur terkadang terlihat tidak berbahaya bagi kita. Hal ini karena selama ini, memang kita sudah biasa mendengar orang-orang mendengkur, baik itu keluarga atau pun teman dekat di mana mereka terlihat seperti biasa-biasa saja dan tidak mengalami penyakit yang berbahaya.
Socconians, ternyata, akan sangat menguntungkan jika kita bisa menyembuhkan apnea tidur karena akan sekaligus menyembuhkan penyakit yang diakibatkannya. Ada beberapa penyakit yang biasanya diakibatkan oleh apnea tidur, seperti tekanan darah yang tinggi, penyakit hati, meningkatkan risiko stroke, bahkan kanker dan kematian. Social Connect akan membahas perihal ini pada artikel selanjutnya.
Dalam mengukur apnea tidur, dokter membutuhkan skala yang diberi nama AHI atau apnea-hypopnea index. Pada awalnya, apnea tidur memang tidak berbahaya seperti yang sudah kita jelaskan di atas, tetapi pemeriksaaan lanjutan akan membantu kamu untuk memahami tingkat keparahan apnea tidur yang sedang dialami. AHI ditunjukkan dengan skala angka dalam melihat tingkat keparahan apnea tidur (hanya untuk dewasa, bukan untuk anak-anak). Berikut penjabarannya.
Kondisi normal dengan skala kurang dari 5 kali per 1 jam dalam tidur.
Apnea tidur ringan dengan skala dari 5--14 kali per 1 jam dalam tidur
Apnea tidur sedang dengan skala 15--29 kali per 1 jam dalam tidur.
Apnea tidur parah dengan skala 30 atau lebih dari 30 kali per 1 jam dalam tidur.
Data ini tidak bisa dihitung secara manual, ya, Socconians, apalagi hanya dengan mendengarkan dengkuran atau mengamati seseorang saja. Tentu, data ini didapat dari hasil laboratorium. Pada kebanyakan pemeriksaaan, pasien akan diminta untuk tidur secara normal dan dipasangkan alat-alat yang dapat mendeteksi apnea. Dari hasil itulah, nilai bisa didapat dari AHI.
Nah, memang, apnea tidur bukan lagi masalah yang sepele. Faktanya, sekitar 900 juta orang di seluruh dunia yang mengalami apnea tidur. Oleh sebab itu, jangan sepelekan masalah ini, ya, Socconians!
Bagaimana, sudah paham dengan apnea tidur dan hal-hal umum yang harus kamu ketahui? Pastinya, sudah, kan? Jika masih penasaran dengan hal yang lebih detail, kamu bisa cek artikel Social Connect lainnya, ya. Seperti biasa, selalu jaga kesehatan fisik dan yang paling penting kesehatan mental kamu, ya, Socconians!
Ditulis oleh Andy diedit oleh Zimi, dan di-review oleh Emha Nelwan Lawani D. L., S.Psi dan Rezka Mardhiyana, S.Psi
Sumber Tulisan
Hansen, Kathy. 2017. “The Difference Between Snoring and Sleep Apnea Explained”. Diakses dari website Simple Sleep pada tanggal 3 Februari 2019.
Murray, Patrick. 2014. “Stroke, Cancer, and Death: The Long-term Risk of Sleep Apnea”. Diakses dari website Sleep Education pada tanggal 3 Februari 2019.
Peters, Brandon. “Sleep-Related Laryngospasm Causes”. Diakses dari website Very Well Mind pada tanggal 3 Februari 2019.
Tim Penulis Medis di WebMD. 2018. “7 Ways Sleep Apnea Can Hurt Your Health”. Diakses dari website WebMD pada tanggal 3 Februari 2019.
Tim Penulis Medis di WebMD. 2018. “Sleep Apnea: What Do My AHI Numbers Mean?”. Diakses dari website WebMD pada tanggal 3 Februari 2019.
Tim Penulis RT Magazine. 2018. “One Billion People Worldwide Have Sleep Apnea”. Diakses dari website RT Magazine pada tanggal 3 Februari 2019.
Tim Penulis Science Daily. 2019. “Sleep Apnea”. Diakses dari website Science Daily pada tanggal 3 Februari 2019.
Tim Penulis Sleep Education. 2019. “Sleep Apnea-Overview & Facts”. Diakses dari website Sleep Education pada tanggal 3 Februari 2019.
Hai, Yasir Habibi. Untuk memuat tulisan kamu harus menjadi relawan di Social Connect, silakan cek info di instagram kami, ya. @socialconnect.id
Kak gimana cara ngupload tulisan?